Berita MGMP

Kamis, 14 Desember 2017

SENSASI ATAU MOTIVASI DALAM PAGUYUBAN KELAS


Mendengar kata "Sensasi" maka semua orang akan berkonotasi negatif. karena menurut orang banyak bahwa sensasi adalah   mencari perhatian orang lain tetapi apa yang ditampilkan/dilakukan  oleh orang yang bersangkutan tidak ada apa-apanya. Contoh zaman sekarang banyak penyanyi pendatang baru yang ingin ngetop di dunia hiburan sering membuat sensasi dengan  tujuan ingin cepat terkenal dengan cara instan tanpa memperhatikan kualitas diri. 



Sebaliknya ketika berbicara motivasi maka yang terfikir dalam diri kita adalah bahwa kita melakukan sesuatu karena kita ingin menjadi lebih baik. Artinya melaksanakan suatu kegiatan yang belum pernah kita coba, yang biasanya hanya kita lihat dengan mata kepala dan kita dengar dari pembicaraan stake holder seperti kepala sekolah yang selalu bercerita bahwa keberhasilan sekolah mereka tidak lepas dari peran paguyuban, dan saat ini kita diminta untuk melakukannya sebagai anggota paguyuban suatu sekolah, maka kita termotivasi  dengan asumsi bahwa siapaun orang yang memang mempunyai niat dan kemauan yang kuat serta mau bekerja keras maka semua angan-angan yang diwujudkan dalam  sebuah impian dan semua itu bisa terjadi  dengan izin Allah.

Nah, mungkin para pembaca berfikir apa hubungan antara sensasi dan motivasi daalm tu;lisan ini,

Pada pembagaian hasil belajar tengah semester Ganjil tahun Pelajaran 2017, oleh Kepala SMP Negeri 2 Tebing Karimun mengundang semua orang tua dari seluruh siswa kelas VIII. Agenda kegiatannya adalah pemberian motivasi kepada orang tua tentang pentingnya Pendidikan Keluarga di sekolah. Materi disampaikan oleh Bu Riza dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Saya adalah salah seorang dari orang tua yang berada di sekolah ini. Salah satu hal yang dismapikan oleh Bu Riza adalah jika berbicara pendidikan maka selama ini fokus pembicaraan kita hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan.Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga.

Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan 
Bertolak dari hal diatas tentang pentingnya peranan orang tua dalam menentukan kualitas pendidikan, maka saya termotivasi untuk menggerakkan pendidikan keluarga di sekoalah ini. Kebetulan sekali wali kelas putri saya Pak Taufiq yang akrab disapa dengan Mr. T karena beliau mengajr Bahasa Inggris adalah guru yang ditunjuk oleh sekolah untuk mewujudkan Pendidikan Keluarga di SMP Negeri 2 Tebing Binaan Karimun.

           Pada peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2017, sekolah mengundang sebagian orang tua hadir  di sekolah. Pada saat itu saya bertemu dengan orang tua Nilam yang tahun kemaren adalah ketua OSIS SMP Negeri 2 Tebing dan saat ini dilanjutkan kepengurusannya oleh putri saya Bening Putri Nabila. Dalam diskusi ini kami tergerak hati untuk membentuk paguyuban yang sangat gencar dicanangkan oleh pemerintah. Maka setelah upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, maka saya dengan mama NIlam menjumpai Bu Raja Hernawati, yang yang lebih akrab disapa Bu Erna sebagai kepala sekolah. Dalam peretmuan tersebut kami menyampaikan keinginan kami untuk membentuk paguyuban pada setiap kelas. Akhirnya disepakati bahwa kami akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan lima orang tua setiap kelas pada hari Rabu, 2 Oktober 2017. Untuk memperkuat dan mempertajam pengetahuan saya tentang paguyuban dalam Pendidikan keluarga maka saya menjelajah melaui dunia maya mencari dan menggali informasi serta payung hukum tentang paguyuban. 
Berikut ini adalah hasil pencarian saya (Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan masyarakat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Jakarta Januari 2016 )

Kemitraapendidikaadalakerjasamantarsatuapendidikankeluargadamasyarakat yanberlandaskapadasagotonroyongkesamaakedudukansalinpercayasaling menghormatidakesediaauntuberkorbadalamembanguekosistependidikayang menumbuhkakaraktedabudayprestaspesertdidik.

Tujuan program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat untuk: (1) Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh; (2)  meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan (3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan di masyarakat.

Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut.

                1.   Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat terjalin secara dinamis dan harmonis apabila semua unsur yang terlibat memiliki kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai sesuai dengan peran dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan sukarela dari semua pihak untuk terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kemitraan.

                    2.   Semangat Gotong Royong dan Kebersamaan
Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan. Prinsip ini akan terjadi jika semua pihak merasakan ada kebutuhan dan kepentingan yang sama terkait dengan pendidikan anak atau peserta didik. Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua pihak untuk berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dapat memberi pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik.

                   3.   Saling Melengkapi dan Memperkuat
Pihak sekolah tak mungkin mampu melayani semua kebutuhan belajar peserta didiknya. Sekolah juga memiliki keterbatasan. Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat sehingga tercipta kolaborasi pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat sesuai perannya masing-masing.

4.   Saling Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh
Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat mewujudkan terjadinya proses berbagi pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan lainnya. Serta terjadi proses saling belajar antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang baik bagi peserta didik.

Pengorganisasian program kemitraan dapat diawali dengan kegiatan yang dikemas secara informal agar orang tua/wali dan masyarakat merasa nyaman dan tergerak untuk berpartisipasi secara aktif. Secara perlahan pola kemitraan diarahkan kepada bentuk kegiatan yang formal. Media organisasi yang dapat dikembangkan di sekolah, di antaranya:

1.  Paguyuban Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas
Paguyuban orang tua/wali di tingkat kelas dibentuk agar semua orang tua/wali peserta didik dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemitraan. Melalui media paguyuban ini pihak sekolah berfungsi sebagai inisiator, fasilitator, dan pengendali  kemitraan untuk dapat: (1) mensosialisasikan program dan kegiatan kemitraan kepada semua orang tua sehingga mereka dapat memahaminya dan tergugah untuk berpartiispasi aktif; (2) mengidentifikasi orang tua mana yang aktif dan tidak dengan berbagai alasannya; (3) dapat mendiskusikan dengan orang tua lain yang aktif untuk mencari solusinya; (4) .memulai program dan kegiatan kemitraan dan berkomunikasi dengan orang tua tentang; (5) perkembangan peserta didik; (6) membangun komunikasi agar terjadi keselarasan dalam pola pendidik, pengasuhan, pengarahan, motivasi antara sekolah dengan keluarga/orang tua; dan (7) .mendiskusikan untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam belajar, baik pihak sekolah maupun orang tua.

2.  Membentuk Jaringan Komunikasi dan Informasi
Komunikasi dan informasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalin kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Karena itu, perlu dirancang media-media yang dapat   dimanfaatkan sebagai jaringan komunikasi antara ketiga pihak tersebut. Media komunikasi dan informasi yang perlu dibentuk, di antaranya:
a.  Dokumen RAPK;
b.  Buku penguhubung antara pihak sekolah dengan orang tua;
c.  Pertemuan tatap muka antara pihak sekolah dengan orang tua:
1)   Pertemuan yang melibatkan semua orang tua, jika ada informasi yan perlu diketahui oleh semua orang tua.
2)   Pertemuan antara guru/wali kelas atau kepala sekolah dengan orang tua tertentu, jika ada permasalahan khusus menyangkut seorang peserta didik.
d.  Surat menyurat dan/atau surat edaran;
e.  Leaflet, booklet, bannerdan lainnya; dan Media sosial: Facebook, pesan pendek, Whatsapp, Twitter.

Setelah saya mempelajari bahwa salah satu bentuk program kemitraan adalah Paguyuban maka pada hari Rabu, 2 Oktober 2017 saya bersama mama Nilam mengadakan pertemuan dengan lima orang perwakilan masing-masing kelas. Sekolah ini terdiri dari 14 kelas yaitu 5 kelas VII, 5 kelas VIII dan 4 kelas IX. Berdasarkan hasil musyawarah mufakat, maka disepakati bahwamasing-masing kelas siap membentuk paguyuban kelas.

Untuk kelas 8.4 saya ditunjuk sebagai ketua paguyuban kelas 8.4. Dengan profesi saya sebagai pengawas sekolah dan Pembina sekolah adiwiyata, maka saya termotivasi dan harus berjuang keras karena disamping memng tanggungjawab sebagai profesi pada pekerjaan tetapi yang lebih penting lagi bahwa putri saya Bening sebagai ketua OSIS tentu mengharapkan sekali kehadiran, dukungan dan support dari saya sebagai orang tua.

Hal pernata kali yang saya laukan adalah melakukan analisa kebutuhan sekolah. Berikut ini hasil diagnosis  :

ANALISIS KEBUTUHAN KELAS 8,4

NO


URAIAN

KELEMAHAN

KEKUATAN

RENCANA AKSI
1.
CAT DINDING
SEBAGIAN BERSIH
SEBAGIAN KOTOR
MENGECAT DINDING
2.
PERLENGKAPAN ADMINISTRASI KELAS
BELUM ADA PERANGKAT ADMINISTRASI KELAS

MEMBUAT PERANGKAT ADMINISTRASI KELAS
3.
STOP KONTAK
STOP KONTAK RUSAK

MEMPERBAIKI STOP KONTAK
4.
AC
TIDAK BISA DIGUNAKAN KARENA DAYA RENDAH

MENAIIKAN DAYA
MENGGANTI DENGAN KIPAS ANGIN
5.
MEJA
ADA SEBAGIAN MEJA YANG SUDAH RUSAK

MEMPERBAIKI MEJA YANG RUSAK
6
ALAS MEJA
ADA SEBAGIAN ALAS MEJA SUDAH RUSAK

  1. MENCUCI DI LAUNDRY
  2. MENGGANTI BAGIAN ATAS  ALAS MEJA YANG RUSAK
7.
KURSI
SEBAGIAN KURSI PLASTIK DAN SEBAGIAN KURSI KAYU

  1. MENGGANTI MENJADI KURSI PLASTIK
  2. MENGGUNAKAN SARUNG KURSI
8.
GORDEN
SEBAGIAN MASIH BAGUS DAN SEBAGIAN HILANG

  1. MENCUCI GORDEN
  2. MENGGANTI GORDEN YANG HILANG
9.
LEMARI PENYIMPANG ALAT PEMBERSIH
MASIH BERUPA RAK YANG BELUM DICAT

MEMPERINDAH DENGAN CARA MENGECAT
10.
LEMARI
BELUM ADA LEMARI/LOCKER

MEMBUAT/MEMBELI  LEMARI
11.
MADING KELAS
BELUM DIKELOLA DENGAN BAIK

MENGELOLA MADING KELAS
12.
HIASAN KELAS
BELUM ADA HIASAN KELAS

MEMBUAT HIASAN KELAS DARI BAHAN BEKAS
13.
TAMAN KELAS
BELUM ADA TAMAN KELAS

MEMBUAT TAMAN KELAS
14.
POJOK LITERASI
BELUM ADA POJOK LITERASI

MEMBUAT POJOK LITERASI

Setelah melakukan analisis kebutuhan, maka dipilih dan dipilah mana yang penting yang harus dilakukan. Akhirnya disepakati bahwa pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan adalah: (1) Mengecat dinding kelas; (2) Memperbaiki jaringan listrik; (3) Memperbaiki laci meja; (4) Mencuci AC ; (5) Mengganti kursi plastik; (6) Memperbaiki jendela

Setelah tu kami siap melakukan aksi tindak lanjut yaitu  pada hari Sabtu dan Minggu, 10 dan 11  Desember 2017, kami semua orang tua hadir ke sekolah melaksanakan gotong royong.  Sebagian orang tua mengecat ruangan., sebagian lagi memperbaiki laci meja. Satu hal yang saya perhatikan  adalah antusias orang tua bekerjasama  supaya ruangan kelas anaknya kelihatan rapid dan bersih.

Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan bahwa uang bukan penentu segalanya, tapi niat yang ikhlas dari semua orang tua untuk terlibat langsung  dalam kegaiatan sekolah  menunjukkan bahwa komitmen yang kuat dari kita semua orang tualah yang menjadi pemicu semua itu bisa menjadi kenyataan.

Akhirnya pada hari Kamis, 14 Desember 2017, apa yang kami impikan yaitu kelas  yang nyaman akan segera terwujud. Impian yang menjadi kenyataan karena semua pihak terlibat langsung dalam kegiatan aksi membuat kelas menjadi nyaman dan indah.

Pada pembagian rapor besok Sabtu, 16 Desember 2017, sebagian orang tua yang tidak sempat hadir bersama kami dalam melaksanakan kegiatan royong bisa akan bisa melihat perbedaan dan perbandingan antara kelas ketika mereka hadir pada saat pembagian hasil tengah semester dengan kelas yang sudah diutak atik oleh orang tua pada pembagian hasil rapor.


Satu motto yang ingin saya sampaikan bahwa “BERSAMA KITA BISA”

Pada kesempatan ini saya mengajak kita bersama bahwa kepedulian kita para orang tua adalah sangat diperlukan sekali. Tanpa eksistensi kita keopada sekolah maka sekolah akan timpang ibarat tungku masak yang terdiri dari tiga kaki atau penyanggah, maka jika di sekolah diibaratkan ketiga tiang tungku adalah orang tua, siswa dann sekolah, jika hilang salah satu tiang maka sekolah akan pincang. 

Oleh karena itu mari kita bersama-sama, apalagi kita yang bergerak di dunia pendidikan menyamakan persepsi, visi dan misi kita bahwa paguyuban adalah sebagai wadah kita sebagai orang tua untuk saling berkomunikasi, saling berdiskusi, saling berbagi ilmu dalam mendidik dan membimbing anak-anak kita. jangan masalah pendidikan kita serahkan hanya kepada pihak sekolah. 

Ayo bersama-sama mewujudkan kualitas dan mutu pendidikan melaui paguyuban sekolah


Akhirnya saya serahkan semua ini kepada pembaca, apakah ini dikategorikan senasi atau motivasi.???

Hanya Allah yang mengetahui

Tidak ada komentar:
Write komentar

Berikan Komentar Anda