Berita MGMP

Kamis, 07 Desember 2017

Menulislah Sebelum Ditulis

BIASA kalimatnya begini, 'solatlah kamu sebelum kamu disolatkan'. Itu peringatan dalam beragama (Islam) agar kita melaksanakan perintah (kewajiban) agama itu. Tapi jika kalimatnya berbunyi, 'menulislah sebelum kamu ditulis' tentulah maksudnya bagi kita yang pada hakikatnya wajib melakukan aktifitas menulis, namun tidak atau belum juga menulis.

Seorang guru, misalnya, kan sudah jelas sangat perlu dan bahkan wajib melakukan aktivitas menulis. Menulis (baca: membuat karya tulis) memang sebuah kewajiban lain yang terselip pada status kita sebagai guru. Guru akan dan wajib menulis manakala harus membuat persiapan mengajar (slibus, RPP hingga penilaian, dll)  sebelum masuk ke ruang kelas. Guru juga harus menulis ketika tiba saatnya untuk mengusulkan kenaikan pangkatnya. Dan yang terakhir ini yang selalu membuat 'momok' kita, para guru.

Kita tahu, sejak meninggalkan golongan III-B guru sudah terkena kewajiban membuat karya tulis. Yaitu ketika akan kembali mengusulkan hak untuk naik pangkat dari III-C ke pangkat/ golongan berikutnya. Walaupun kita berhak (itu hak guru) untuk naik pangkat, tapi syarat mendapatkan hak itu yang mewajibkan membuat karya tulis. Jika tidak, maka guru tersebut akan --diapksa-- parkir pada golongan ini untuk selamanya. Sedihnya kita, jika harus menerima hukuman seperti itu.

Maka menulislah. Buatlah karya tulis sebagaimana diminta dan diatur oleh ketentuan Permeneg PAN-RB Nomor 16 Tahun 2019, PBM Mendikbud-BKN Nomor 14 Tahun 2010 dan Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 itu. Jika bertahan untuk tidak menulis, maka justeru kita akan ditulis sebagai guru yang tidak berhak dan tidak layak untuk naik pangkat. Sejarah akan mencatat ketidakmampuan kita itu.

Kini ada banyak wadah dan fasilitas yang membantu guru untuk membuat karya tulis. Setidak-tidaknya, bagi kita yang akan memulai kembali menulis setelah meninggalkan bangku kuliah, saat ini begitu mudah dan terbantunya kita untuk menulis oleh dan di era IT. Komputer, internet, media online dan lain sebagainya adalah beberapa contoh fasilitas yang sangat mendukung guru untuk menulis.

Di blog, misalnya, guru dapat menulis apa saja selama tidak dilarang oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Kita bisa menulis dan mempostingnya untuk dibaca oleh oleh orang sedunia ini. Tulisan kita mungkin bermanfaat untuk orang lain dan atau sekadar bermanfaat untuk diri sendiri. Maka, sekali lagi, 'menulislah, sebelum orang menulis tentang kita'. Ayo, blog guru ini pun untuk kita.***

Tidak ada komentar:
Write komentar

Berikan Komentar Anda