Berita MGMP

Minggu, 27 Agustus 2017

Catatan dari Workshop SPMI (1)

MINGGU (27/08/17) ini sekali lagi aktivitas sebagai ibu rumah tangga untuk berbakti kepada suami dan anak-anak harus ditinggalkan. Pasar sebagai tempat tujuan utama setiap hari Minggu selain mencuci pakaian, terpaksa juga ditunda. Hari ini saya harus meninggalkan rumah lagi untuk kegiatan sekolah seperti hari Minggu, sepekan lalu. Hari ini saya akan mengikuti workshop Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang diselenggarakan oleh LPMP Provinsi Kepri. Kegiatannya sendiri dihelat di SMP Negeri 2 Tebing Karimun.

Informasi tentang keikutsertaan saya dalam kegiatan untuk Sekolah Model ini juga terasa mendadak. Saya baru mendapat informasinya kemarin, hari Sabtu. Saya menerima info ini dari Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Urusan Kurikulum, ibu Efrina Parmawati SPd. Menurut Bu Efrina, saya bersama empat orang lainnya akan mengikuti workshop, yaitu Ibu Priyanti, SPd, Ibu Efrina sendiri, Kepala Sekolah (Pak Sugiarto) serta Indra Hardoni, salah seorang dari pegawai Tata Usaha. Jadi, dari SMA Negeri 2 Karimun, sekolah tempat saya mengabdi kami diikutkan sebanyak lima orang.

Selain dari SMA Negeri 2 Karimun, ada juga para guru dan Kepala Sekolah dari SMA Negeri 1 dan 2 Kundur, SMA Swasta Santu Yusuf serta dari SMK Negeri 2 Karimun. Ikut juga dari perwakilan lima SD dan lima SMP di Pulau Karimun. Informasi yang saya peroleh pesertanya ada 60 orang. Sementara nara sumbernya dari LPMP Provinsi Kepri.

Kami sudah hadir di aula SMP Negeri 2 Tebing pada pukul 07.30 sesuai jadwal yang disampaikan kepada kami. Tapi acaranya baru dimulai pada pukul 09.00 dengan alasan menunggu orang-orang dari LPMP yang baru pagi itu berangkat dari Natuna via Batam untuk menyeberang ke Karimun. Ibu Suryati salah satu peserta dari SMP Negeri 1 Tebing ditunjuk sebagai pembawa acara, sementara untuk memandu doa diminta kesediaan Pak Erwin dari LPMP . Sambutan pembukaan sebagai perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun disampaikan oleh Pak M. Nuh, Pengawas Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan workshop ini.

Dalam kata sambutannya Pak M. Nuh yang jabatan sehari-harinya sebagai Korwas Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun menekankan pentingnya Sekolah Model. Dia meminta supaya sekolah-sekolah yang ditunjuk sebagai Sekolah Model ini untuk dapat melaksanakan 8 Standar Nasional Pendidikan secara utuh. "Siapkanlah dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai Sekolah Model. Para guru dan warga sekolah juga harus memahami tugas dan tanggung jawab," begitulah kurang-lebih Pak M. Nuh mengingatkan. Dia juga menekankan bahwa kesiapan sekolah itu bukan hanya pada saat untuk mendapatkan akreditasi agar mendapat nilai A saja, katanya. 

Kegiatan workshop ini, sesuai jadwal yang disampaikan kepada kami akan berlangsung selama empat hari ke depan. Diharapkan, ilmu yang akan kami terima  selama empat  hari ini harus dapat  kami terapkan di sekolah masing-masing secara berkelanjutan. Dari kegiatan ini nanti kami dapat memahami dan menerapkannya di sekolah masing-masing untuk selanjutnya menjadi Sekolah Model yang dapat dicontoh oleh sekolah lain. 

Sejenak setelah dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh nara sumber. Tampil untuk pertama adalah Pak Imam Priyanto, dari LPMP Provinsi Kepri. Pak Imam membuka materinya dengan memutar video yang berisi informasi tentang pendidikan di salah satu negara di Eropah sana. Sepertinya itu informasi perihal model pendidikan di Finland, sebuah negara yang kita kenal sebagai negara dengan level pendidikannya yang paling baik di dunia.

Inti isi video itu, antara lain bagaimana sekolah membuat warga sekolah (peserta didiknya) merasakan berbahagia di sekolah. Bukan sebaliknya, merasa tertekan. Ternyata, sekolah yang baik itu adalah sekolah yang mampu membuat peserta didiknya merasa nyaman dan aman dalam menempuh dan melaksanakan proses pembelajaran. Waktu belajarnya juga sepertinya tidak terlalu lama sebagaimana sistem pendidikan di Tanah Air kita.

Pak Imam, setelah memutar veideo memberikan beberapa penjelasan, antara lain pengembangan visi-misi sekolah yang katanya harus berdasarkan SKL yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan. Visi sekolah merupakan hasil akhir yang harus dimiliki oleh output sekolah yang bersangkutan.  Peran serta pengawas sekolah juga penting bagi terlaksanannya sekolah model, tidak ketinggalan pula peran komite sekolah. Pak Iman juga mengutip kata-kata dari da'i AA Gyim yang terkenal itu, "Mulailah dari yang kecil, Mulai dari diri sendiri, dan Mulailah dari sekarang." Bahwa sekolah model harus dimulai dari semua unsur di sekolah sehingga sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk siswa, itulah inti penjelasan Pak Imam. 

Selanjutnya Pak Imam memutar  video kedua yang berisi tentang salah satu  sekolah model yang sudah ada. Pak Imam mencontohkan Sekolah Dasar yang terdapat di Bandung yang katanya sudah berhasil menjadi Sekolah Model. Salah satu yang baru yang saya lihat pada sekolah itu adalah terdapatnya Ruang Konsultasi Orang Tua Siswa yang disediakan sekolah.

Setelah sholat zhuhur  dan makan siang (Ishoma) kegiatan dilanjutkan oleh nara sumber kedua, seorang ibu yang juga dari LPMP Provinsi Kepri. Saat itu waktu menunjukkan pukul 13.30 waktu dimulainya sesi kedua. Ibu ini menjelaskan tentang Sekolah Model dan bagaimana pelaksanaan kegiatan pada Sekolah Model itu. Kurang lebih 45 menit dia memberikan materi, lalu kami isi dengan diskusi dan tanya-jawab diantara peserta dengan nara sumber. Kegiatan hari pertama ini ditutup pada pukul 16.00 WIB. Selanjutnya akan disambung besok (Senin) di tempat yang sama.***

Tidak ada komentar:
Write komentar

Berikan Komentar Anda