Berita MGMP

Minggu, 24 September 2017

Tulis yang Disebut Pasti tak Susah

SELALU dikatakan sulit menulis. Guru, ketika meminta para murid menuliskan sesuatu di buku, kata muridnya, "Tidak bisa, Pak!". Sulit, kata mereka. Bahkan seorang guru yang nota bene setiap hari sejatinya menulis, juga sering mengatakan, 'sulit menulis' jika diminta menuliskan sesuatu yang sedang dipikirkannya. Kok sulit? Itulah yang selama ini ditemukan.

Maka salah satu strategi yang sering dianjurkan untuk mengatasi kesulitan menulis adalah dengan menuliskan saja apa yang terasa dan telah diungkapkan lewat lisan atau pembicaraan, misalnya. Kata seorang teman, "Tulislah apa yang dikatakan dan katakan apa yang ditulis." Itu dikatakanya dalam sebuah tuliusan motivasi yang sempat saya baca. Jadi, tulis saja apa yang sudah disebut atau yang sudah diucapkan, toh kita terbukti mampu mengatakan, tentu juga akan mampu menuliskannya.

Secara teoritis ada beberapa langkah yang dijelaskan para pakar tentang cara atau teknik menulis. Kalau Arswendo mengatakan 'Menulis itu Gampang' tentu saja maksudnya sebagaimana dia menjalaninya. Mukhtar Lubis membuat buku 'Teknik Mengarang' dan banyak lagi buku atau tulisan yang membahas tentang bagaimana menulis, hampir semua pesan para pakar itu mengatakan kalau ingin menjadi penulis, maka mulailah dengan menjadi pembaca. Maksudnya setiap orang wajib hukumnya membaca agar bisa menjadi penulis.

Pesan lain, misalnya membiasakan diri menulis. Nah, pada pesan inilah dipesankan kepada kita agar kita rajin untuk menuliskan apa saja sebagai pembiasaan. Muncullah jargon 'tulis apa yang terasa, dan rasakan apa yang ditulis' itu. Atau dalam kalimat lain, 'tulislah apa yang disebut, dan sebutlah apa yang ditulis,' serta beberapa kalimat lain yang intinya sama, menulis apa saja yang terasa atau apa yang dilihat.
Suatu hari, belajar menulis

Kalau begitu, jika guru memang ingin bisa atau pintar menulis, maka haruslah setiap saat, setiap jam atau setiap hari menulis dengan rutin. Hasilkan tulisan apa saja yang bisa dituliskan dalam bentuk kalimat yang benar dan dapat dipahami orang lain. Jangan bertanya, siapa yang akan membaca tulisan kita. Sudah, pokoknya tulis saja apa saja.

Tentang tempat menulis juga sangat banyak saat ini. Selain kertas (manual dengan pena atau pensil) juga ada halaman komputer, gedget atau halaman media sosial/ blog/ web lainnya yang secara online juga langsung bisa dibaca orang lain di tempat lain jika mempostingnya. Dan blog MGMP MENULIS ini juga dibuat untuk tempat kita, para guru menulis. Lalu? Tulis saja apa yang sudah diucapkan atau apa yang sedang dirasakan. Jika kebiasaan menuliskan perasaan dan pikiran sendiri sudah mahir, insyaallah menuliskan pikiran atau perasaan orang lain pun akan dengan mudah dapat dilakukan. Mari dicoba.***

Tidak ada komentar:
Write komentar

Berikan Komentar Anda