Berita MGMP

Selasa, 04 April 2017

Belajar Koperasi: Pengalamanku Kali Ini (2)

Jam di dinding itu sudah menunjukkan pukul 07.15 WIB, pagi itu. Lonceng tanda masuk pelajaran pertama sudah dibunyikan. Dengan berbaris rapi siswa-siswi di sekolahku masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas, berdoa, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya (ini peraturan baru sejak awal Januari 2017 lalu yang telah ditentukan sekolah) barulah appersepsi pembukaan materi dimulai. Setelah 10 (sepuluh) menit pertama berlangsung dalam kerangka memotivasi peserta didik, saya memulai pelajaran dengan pertanyaan 'hot' mengenai materi pelajaran kali ini: tentang koperasi. Tepatnya, tentang Pengelolaan dan Pengorganisasian Koperasi

Saya bertanya kepada para siswa, "Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian terpilih menjadi pengurus koperasi?" Saya berharap ada yang akan menjawab sesuai dengan cara berpikir mereka. Hingga dua menit berlalu, tidak ada siswa yang menjawab. Saya cepat menyimpulkan, mereka belum siap untuk materi yang akan diajarkan ini.

Untuk situasi ini saya kembali memotivasi dengan mengingatkan tugas dari perangkat organisasi koperasi. Saya mencoba bertanya dengan pertanyaan yang sedikit 'low' dengan langsung menunjuk salah seorang siswa. "M. Farzul, coba sebutkan salah satu tugas pengurus koperasi, ayo... masih ingat, kan?" Ternyata keadaan di dalam kelas sedikit berubah, dari senyap sedikit riuh. Kelihatannya mereka mulai terpancing untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan.

M. Fazrul menjawab, "Salah satu tugas pengurus koperasi adalah mengelola koperasi dan usahanya," meski kelihatan agak ragu-ragu. Keadaan kelas mulai menunjukkan adanya antusias untuk menjawab pertanyaan saya. Sebagai pendidik, saya mulai mengarahkan mereka dengan menjelaskan Standar Kompetensi (SK), memahani pengelolaan koperasi dalam kewirausahaan. Adapun Kompetensi Dasar (KD)-nya adalah mendiskripsikan organisasi dan pengelolaan koperasi. Materi ini adalah menyambung materi dari pertemuan sebelumnya. Lalu saya meminta siswa - siswa untuk membuat kelompok belajar seperti yang sudah ditentukan. Setiap siswa - siswi harus mempraktikkan bagaimana cara mendirikan koperasi.

Waktu yang saya tetapkan untuk setiap kelompok 30 menit. Ruang kelas dipakai menjadi tempat untuk rapat anggota. Sebagai panita untuk rapat pemilihan pengurus, kelompok satu memilih Indri, Susanti dan Arfi. Mereka akan menjadi panita yang akan memimpin rapat pemilihan pengurus koperasi. Sementara ketua koperasi terpilih , Sekteraris, Bendahara

Selama 'bermain drama' dalam adegan pemilihan perangkat organisasi koperasi serta mempraktikkan rapat-rapat koperasi yang terdiri dari RAT (Rapat Akhir Tahun) anggota, yang salah satu tugasnya memilih nama koperasi, saya menyimpulkan aktivitas mereka belum seperti yang saya harapkan. Hal itu kelihatan dalam beberapa dialog, masih terlihat kelompok satu seperti kurang membaca materi sehingga rapat panita pemilihan nampak tersendat-sendat.

Selain itu, pemilihan pengurusnya sendiri tidak sesuai dengan prinsip serta tujuan dari pendirian koperasi. Sudah dijelaskan bahwa seharusnya koperasi didirikan karena adanya kesamaan visi dan misi para anggota, sehingga kelompok orang, dalam hal ini sesuai dengan undang- undang koperasi paling sedikit dari 20 orang harusnya dapat tergambarkan dalam aktivitas drama siswa. Sayang itu belum ada.

Saya melihat pada kelompok satu, sepertinya mereka melupakan hal yang paling penting bahwa pengurus dipilih bukan karena jabatannya di masyarakat tapi karena pengurus harus bisa mengelola koperasi sesuai dengan ketentuan atau hasil dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) itu sendiri. Nyatanya perinsip ini belum tergambar oleh dan dalam dialog mereka.

Juga, ada kelamahan lainnya. Misalnya, entah karena kurang membaca materi atau karena masalah lainnya, yang terjadi, kelompok satu hanya membutuhkan waktu 20 menit saja untuk memainkan drama pembentukan koperasinya. Begitu singkat rapat mereka.

Beda dengan kelompok satu, pada kelompok dua, mereka memulai dengan menunjuk panita pembentukan koperasi yang diperankan oleh M. Saputra, M, Eggi K, Eka Priya sebagai panita pembentukan koperasi. Dari hasil rapat terpilihlah  ketua koperasi M. Fazrul, sektretaris Khairi serta bendahara M. Didit.

Hasil pengamatan selama kelompok dua menjalankan drama pembentukan koperasi, dapat mendatangkan beberapa pertanyaan dari kelompok satu yang menyaksikan jalannya rapat (drama) oleh kelompok dua. Dan sampai dengan berakhirnya drama dari kelompok dua masih banyak pertanyaan yang muncul dari kelompok satu atas drama yang disaksikannya.

Untuk beberapa masalah yang ditemukan, tentunya saya memberikan solusi agar tujuan pembelajaran ini tercapai dengan meliha  kekurangan dari . Untuk materi ini, misalnya ada 6 (enam) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, salah satunya adalah, "Mendiskripsikan cara membentukan koperasi." Artinya siswa harus mampu menuliskan dan atau menjelaskan hal-hal apa saja yang harus ada ketika akan mendirikan koperasi. Beberapa langkah yang saya sampaikan kepada mereka adalah, mengingatkan kembali langkah-langkah mendirikan koperasi seperti, mengajukan pendirian koperasi kepada Dinas Koperasi dengan melampirkan absen dari kehadiran anggota dalam RAT, berita acara pemebentukan (hasil rapat), surat bukti penyetoran simpok (simpanan pokok), simwa (simpanan wajib) sebagai bukti menjadi anggota dan rencana awal kegiatan.

Sesungguhnya rapat dalam bentuk main drama yang saya praktikkan di kelas hari ini, meskipun belum seperti yang saya inginkan, saya cukup bangga karena mereka sesungguhnya mampu melakukannya dengan baik sesuai kemampuan mereka. Saya memang terkadang harus berulang-ulang mengingatkan agar proses pembelajaran ini berjalan dengan baik. Pengalaman hari ini cukup mengesankan saya. Mereka memang lebih suka proses pembelajaran dengan model begini dari pada penjelasan dalam bentuk ceramah. Pengalaman cukup menyenangkan, hari ini.***

Tidak ada komentar:
Write komentar

Berikan Komentar Anda