Oleh Ririn Eriyana
Sedikit bergeser ke arah timur dari pelabuhan Tanjung Balai langkah ku tergesa gesa , aku menangkap kelebat dia sang
pengarang, .......aduuuhhhh....! terasa nyeri sekali ! .
Ibu jari kakiku ( sambil meringis menahan nyeri) ternyata aku tersandung barang bawaan
penumpang lain yang juga baru turun dari kapal yang sama.
Bang....! Bang....! dengan keras aku
memanggil abang sang pengarang kenalan ku melalui media sosial. Bang..!...Bang...! ber ulang aku memanggilnya
dengan keras karena aku melihat Bang Dirman sang pengarang celingukan kesana
kemari seperti mencari seseorang.
Begitu ia mendengar suaraku dengan
cepat ia menoleh ke arah timur , Senyumnya mengembang ketika melihat sosok
wanita memakai baju motif pollkadot warna merah bata seraya mengejar wanita yang menurutnya
begitu lucu, cantik dan cerdas , aku jug tergesa gesa menuju ke arahnya tapi
sebelum sempat aku ber temu dengannya tiba tiba aku mendengar suara wasapku berbunyi berulang
ulang Aku jadi sedikit ling lung dengan apa yang kualami tadi ternyata hanya
sebuah mimpi. Padahal aku sangat menginginkan kejadian tadi benar benar nyata.
Kubaca WhatsApp yang tadi berbunyi
berulang - ulang
Pagi Cantiiiik....
😃😃
😃😃😃
😃😃😃😃
Bang Dirman mengirim pesan.....empt
kali berturut turut dengan ucapan selamat pagi
dan tiga kali gambar happy emotion. Ku pandangi gadget ku sambil
menggerutu, kenapa dirimu mengirim pesan sepagi ini...mengganggu mimpiku,
terasa ada penyesalan bahwa tadi hanya sebuah mimpi.
Sudah hampir sebulan aku mengenalnya
bermula dari persahabatan di fb yang tujuan semula sang pengarang adalah untuk
mencari target pasar dari hasil karyanya
tapi entah mengapa aku minta no pin bb
padanya yang ternyata dia tidak punya, tetapi malah memintaku untuk chat di WhatsApp
aja, awalnya aku keberatan tapi kupenuhi
juga demi ku memiliki hobi yang sama yaitu menulis, yg penting aku bisa berbagi
pengalaman dengan seorang penulis.
Waktupun begitu cepat berlalu dalam chat chat yang kami lewati kadang
serius kadang bercanda dan bahkan sedikit menggoda.....tapi aku suka itu...jadi
terasa renyah dan akrab walau terkadang merasa risih juga .
Rin....boleh nggak aku nelpon
kamu....begitu isi wa yang barusan dikirimnya, hmmm gimana ya......tulisan jawabanku
belum sempt ku kirim hp ku sudah berdering, Kriiiiing ......... Kriiiiiing.........Kriiiiiing.........tiga
kali berbu nyi belum ku angkat juga, jantungku deg degan seperti remaj 17 an yang sedang ketemu taksirannya
Kriiiiing.....bunyi keempat ku angkat dengan sedikit gugup.
Hallo........suaraku tidak begitu jelas
Kuulangi sekali lagi hallo.... ni sapa
ya....
Aku Dirman yang barusan wa ke kamu...
Seperti kelu lidahku untuk terus berkata,
pada awal pembicaraan masing masing saling terbata namun dengan bahasa dan cerita yang santai membuat
suasanana menjadi hangat, suaranya merdu aku senang sekali medengrnya seperti
tak ingin mengahiri percakapan ternyata dia pun merasa hal yang sama tapi
pembicaraan tetap di sudahi karena sudah terlalu lama.
Waktu waktu berikutnya ada rasa rundu
andai tak menerima kabar darinya mungkin karena dia selalu enak untuk di ajak
cerita atau mungkin aku rindu dengan pujian pujian manisnya.....hmmmmm ini
tidak bisa di teruskan.
Benih benih rasa suka yang di tebarkan
olehnya mulai tumbuh subur dihatiku,tapi aku tau ini tidak benar tapi terlanjur
namanya tertulis dilembaran yang tersisa hi hati, benih itu tumbuh dengan cepat
mewarnai hari hari perkenalan singkat yang kami jalin.
Ya Tuhan.....kenapa enkau tumbuhkan
rasa itu....ataukan hanya bisikan setan yan menghanyutkan perasaanku agar ku
larut dalam cinta fatamorgana . Cinta
sekilas bayang yang tampak indah namun tidak nyata !.....
Chat masih saja terus berlangsung di
waktu waktu senggang di antara diskusi dan
goda menggoda dan juga curhat mewarnai.
Tapi cerita kasih ini sudah terlanjur
menapakkan tilasnya meski tak mungkin menjadi kisah nyata, kujadikan ini fiksi
semata tapi haruskah ku pertahankan namamu di ruang hatiku? meskipun ini hanya cerita cinta di negeri angan......
Biarlah rasa ini berada pada tempatnya
Akan ku kendalikan hatiku sebatas angan pula.
Bisa menghancurkan kisahnya. Teruslah menulis dengan kisah-kisah lain. Selamat.
BalasHapus