Berita MGMP

Sabtu, 14 Oktober 2017

Cerpen: Tilas Kasih di WatsApp

Oleh Ririn Eriyana

Saat kasih meningglkan tilasnya dan hanya menjadi sebuah kisah yang di kenang , dapatkah diriku bertahan untuk menempatkan namamu tetap berada di hatiku ?.
Sedikit bergeser  ke arah timur dari pelabuhan Tanjung Balai  langkah ku  tergesa gesa , aku menangkap kelebat dia sang pengarang, .......aduuuhhhh....! terasa nyeri sekali ! .
Ibu jari kakiku ( sambil meringis menahan nyeri)  ternyata aku tersandung barang bawaan penumpang lain yang juga baru turun dari kapal yang sama.
Bang....! Bang....! dengan keras aku memanggil abang sang pengarang kenalan ku melalui media sosial.  Bang..!...Bang...! ber ulang aku memanggilnya dengan keras karena aku melihat Bang Dirman sang pengarang celingukan kesana kemari seperti mencari seseorang.
Begitu ia mendengar suaraku dengan cepat ia menoleh ke arah timur , Senyumnya mengembang ketika melihat sosok wanita memakai baju motif pollkadot warna merah bata   seraya mengejar wanita yang menurutnya begitu lucu, cantik dan cerdas , aku jug tergesa gesa menuju ke arahnya tapi sebelum sempat aku ber temu dengannya tiba tiba aku  mendengar suara wasapku berbunyi berulang ulang Aku jadi sedikit ling lung dengan apa yang kualami tadi ternyata hanya sebuah mimpi. Padahal aku sangat menginginkan kejadian tadi benar benar nyata.
Kubaca WhatsApp yang tadi berbunyi berulang - ulang
Pagi Cantiiiik....
😃😃
😃😃😃
😃😃😃😃
Bang Dirman mengirim pesan.....empt kali berturut turut dengan ucapan selamat pagi  dan tiga kali gambar happy emotion. Ku pandangi gadget ku sambil menggerutu, kenapa dirimu mengirim pesan sepagi ini...mengganggu mimpiku, terasa ada penyesalan bahwa tadi hanya sebuah mimpi.
Sudah hampir sebulan aku mengenalnya bermula dari persahabatan di fb yang tujuan semula sang pengarang adalah untuk mencari target pasar dari hasil  karyanya tapi entah mengapa aku minta no  pin bb padanya yang ternyata dia tidak punya, tetapi malah memintaku untuk chat di WhatsApp aja, awalnya aku keberatan tapi  kupenuhi juga demi ku memiliki hobi yang sama yaitu menulis, yg penting aku bisa berbagi pengalaman dengan seorang penulis.
Waktupun begitu cepat berlalu  dalam chat chat yang kami lewati kadang serius kadang bercanda dan bahkan sedikit menggoda.....tapi aku suka itu...jadi terasa renyah dan akrab walau terkadang merasa risih juga .
Rin....boleh nggak aku nelpon kamu....begitu isi wa yang barusan dikirimnya, hmmm gimana ya......tulisan jawabanku belum sempt ku kirim hp ku sudah berdering, Kriiiiing .........  Kriiiiiing.........Kriiiiiing.........tiga kali berbu nyi belum ku angkat juga, jantungku deg degan seperti remaj  17 an yang sedang ketemu taksirannya Kriiiiing.....bunyi keempat ku angkat dengan sedikit gugup.
Hallo........suaraku tidak begitu jelas
Kuulangi sekali lagi hallo.... ni sapa ya....
Aku Dirman yang barusan wa ke kamu...
Seperti kelu lidahku untuk terus berkata, pada awal pembicaraan masing masing  saling terbata namun dengan  bahasa dan cerita yang santai membuat suasanana menjadi hangat, suaranya merdu aku senang sekali medengrnya seperti tak ingin mengahiri percakapan ternyata dia pun merasa hal yang sama tapi pembicaraan tetap di sudahi karena sudah terlalu lama.
Waktu waktu berikutnya ada rasa rundu andai tak menerima kabar darinya mungkin karena dia selalu enak untuk di ajak cerita atau mungkin aku rindu dengan pujian pujian manisnya.....hmmmmm ini tidak bisa di teruskan.
Benih benih rasa suka yang di tebarkan olehnya mulai tumbuh subur dihatiku,tapi aku tau ini tidak benar tapi terlanjur namanya tertulis dilembaran yang tersisa hi hati, benih itu tumbuh dengan cepat mewarnai hari hari perkenalan singkat yang kami jalin.
Ya Tuhan.....kenapa enkau tumbuhkan rasa itu....ataukan hanya bisikan setan yan menghanyutkan perasaanku agar ku larut dalam cinta  fatamorgana . Cinta sekilas bayang yang tampak indah namun tidak nyata !.....
Chat masih saja terus berlangsung di waktu waktu senggang di antara diskusi dan  goda menggoda  dan juga  curhat mewarnai.
Tapi cerita kasih ini sudah terlanjur menapakkan tilasnya meski tak mungkin menjadi kisah nyata, kujadikan ini fiksi semata tapi haruskah ku pertahankan namamu di ruang hatiku?  meskipun ini hanya cerita cinta di negeri angan...... Biarlah rasa ini berada pada tempatnya  Akan ku kendalikan hatiku sebatas angan  pula.

1 komentar:
Write komentar
  1. Bisa menghancurkan kisahnya. Teruslah menulis dengan kisah-kisah lain. Selamat.

    BalasHapus

Berikan Komentar Anda